KOMIT Berdialog Bersama Anies Baswedan

Makinnews, Jakarta- Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan melakukan dialog dalam menyambut Acara perayaan Imlek. Anies berdialog bersama Komunitas Masyarakat Indonesia Tionghoa (KOMIT) di kawasan Glodok Chinatown, Jakarta Barat.

Dialog tersebut dipandu Koh Ulun Rusmana Deputi Penggalangan Kordinator Komit Acara tersebut terselengara dengan baik berkat panitia yang berjibaku acara pun berjalan dengan lancar dan sukses antusias warga menyambut dan berteriak histeris “Anies Presiden”.

Bacaan Lainnya

Selain itu warga berdesak desakan ingin berswafoto mengabadikan moment kemeriahan tersebut. Acara tersebut dihadiri oleh para tokoh Tionghoa yang memberikan give away angpau Imlek years of dragon kepada Anies tahun ini shio Naga Kayu yang melambangkan kekuatan, kemakmuran, keberuntungan, kehormatan hingga kesuksesan. Shio di tahun Naga Kayu 2024 ini membawa peluang kepemimpinan dan refleksi diri.

“ini adalah momentum sakral bagi masyarakat Tionghoa khususnya peringatan Imlek di sini saya juga ingin mengucapkan selamat tahun Baru Imlek gong xi fa coy, untuk semua semoga keberhasilan, kemudahan, selalu mengiringi perjalanan kita di tahun yang baru ini,” ujar Anies.

Masyarakat keturunan Tionghoa menyambut datangnya Tahun Baru Imlek Kiranya dengan momen tahun baru Naga kayu pada tahun 2575. Kong Zili ini membawa kedamaian bagi kita semua, karena ini tahun politik, masih pemilu kontalasi politik sedang berlangsung.

“Mari kita memeriahkan pesta demokrasi yang nanti di gelar pada tgl 14 pebuari mari kita sama sama nyoblos di TPS capres 1” Amin.

Tutur koh Ulung Kini, Ulung Rusmana sebagai deputi penggalangan kordinator komit bergabung dengan Timnas AMIN dan bertekad untuk memenangkan Anies-Muhaimin dalam kontestasi Pilpres 2024 saat berdialog dengan koh Ulung Anies nengungkapkan, jangan buru-buru simpulkan setiap ada polarisasi ada perpecahan.

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan memandang dalam gelaran Pilpres 2024 pasti terjadi polarisasi. Namun, ia mengimbau masyarakat tak menyamakan polarisasi dengan perpecahan. Yang disebut polarisasi itu kuatnya di sosial media.
Kalau di masyarakat studi menunjukkan tidak terjadi polarisasi. Ia ada perbedaan pandangan, tidak terjadi perpecahan,” katanya

Namun, Anies meminta agar masyarakat tak cepat menyimpulkan terjadi perpecahan karena ada polarisasi di tengah masyarakat. Ia kemudian mengibaratkan polarisasi dengan memegang balon.

“Satu, jangan buru-buru menyimpulkan setiap ada polarisasi berarti ada perpecahan. Urutannya, nomor 1 polarisasi, kalau diteruskan menjadi friksi, diteruskan lagi menjadi konflik, diteruskan lagi jadi pecah. Jadi kalau ada polarisasi bukan berarti ada perpecahan. Tapi kita seringkali kalau ada polarisasi, buru-buru bilang ada perpecahan,” jelasnya.

“Kalau ada pemilihan pasti ada polarisasi, di seluruh dunia. Ada yang dukung Hillary, ada yang dukung Trump. Polarisasi saya bayangkan kayak balon, dipegang tengahnya jadi dua begitu selesai pemilu buka lagi jadi satu,” sambungnya Anies kemudian menceritakan pengalamannya di Jakarta dalam mengatasi polarisasi usai Pilgub 2017 silam.

Saat itu, Anies tak memperlakukan seluruh pihak dengan sama. Misalnya, dengan cara membangun Kota Jakarta secara merata tanpa membeda-bedakan wilayah. “Bagaimana kita selesaikan polarisasi? Selesai Pilkada, kami tidak lagi melihat hasil Pilkada, mana Pak Basuki, mana TPS pilih Anies.

Semua perlakuannya sama. Perbedaan hanya ada saat pemilu, selesai pemilu tidak ada lagi perbedaan. Kalau perbedaan nanti munculnya gini, misal, provinsi yang kalah enggak ada pembangunan. Wah repot itu. Tidak ada. Begitu selesai, semua dapat perlakuan yang samaSeperti di Jakarta,” imbuhnya

Anies juga meminta agar masyarakat tak cepat menyimpulkan terjadi perpecahan karena ada polarisasi di tengah masyarakat. Ia kemudian mengibaratkan polarisasi dengan memegang balon.

“Satu, jangan buru-buru menyimpulkan setiap ada polarisasi berarti ada perpecahan. Urutannya, nomor 1 polarisasi, kalau diteruskan menjadi friksi, diteruskan lagi menjadi konflik, diteruskan lagi jadi pecah. Jadi kalau ada polarisasi bukan berarti ada perpecahan. Tapi kita seringkali kalau ada polarisasi, buru-buru bilang ada perpecahan,” jelasnya.

“Kalau ada pemilihan pasti ada polarisasi, di seluruh dunia. Ada yang dukung Hillary, ada yang dukung Trump. Polarisasi saya bayangkan kayak balon, dipegang tengahnya jadi dua begitu selesai pemilu buka lagi jadi satu,” sambungnya

Dalam kesempatan yang sama tokoh pemuda tiong hoa yang hebat dalam kiprahnya dan handal koh Ulung Rusmana sebagai deputi penggalangan kordinator Komit di dampingi pengurus Komit Santi Ding sebuah tanda penghormatan dan juga tradisi yang terus kita sama-sama ingin bisa dijaga sekali lagi kami ucapkan selamat tahun Baru Imlek Gong xi fa cay kepada semua masyarakat tionghoa khususnya yang merayakan semoga keberhasilan kesuksesan, kemudahan, selalu mengiringi perjalanan kita di tahun yang baru ini,” ujarnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *