Jakarta, Makinnews.com- Koordinator Nasional Kaukus Eksponen Aktivis 98 (Kornas KEA ’98) Joko Priyoski mendesak Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri memecat Calon Anggota Legislatif (Caleg) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bangka Belitung terpilih pada Pilkada 2024, Imam Wahyudi yang dilaporkan ke polisi karena diduga melakukan tindak pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) terhadap istrinya, Isma Safitri.
Imam Wahyudi yang menjabat sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) baru saja terpilih sebagai anggota DPRD Bangka Belitung dan akan dilantik pada 24 September 2024 mendatang.
Seperti diberitakan sebelumnya dengan judul “Tragis, Istri Caleg PDIP Terpilih Diduga di-KDRT“. Kuasa hukum Isma Safitri, Nina Iqbal, mengatakan laporan terhadap Imam Wahyudi sudah disampaikan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Pangkalpinang.
“Kami juga turut melampirkan sejumlah bukti untuk memperkuat laporan diantaranya hasil visum hingga bukti adanya keterlibatan pihak ketiga atau wanita idaman lain,” ujar Nina.
Nina menuturkan perbuatan KDRT yang dilakukan Imam Wahyudi membuat istrinya mengalami sejumlah luka lebam hingga sempat dikurung didalam kamar.
Korban dipukul lebih dari 10 kali di bagian leher, hingga tidak bisa digerakkan. Dia juga ditendang di bagian paha dan dipukul di lengan. Akibatnya, korban mengalami trauma dan ketakutan,” ungkap Nina, menjelaskan lebih lanjut mengenai kondisi Isma setelah serangan tersebut.
Dalam laporan yang sama, dikemukakan bahwa KDRT ini sudah berlangsung sejak November 2021, dengan kekerasan terakhir yang dialami oleh Isma terjadi pada awal September 2024. Isma mengaku mengalami luka lebam di leher, lengan, dan kaki akibat kekerasan tersebut.
Kasus ini mencuat ke permukaan, terutama mengingat posisi Imam Wahyudi sebagai anggota DPRD Babel terpilih. “Sangat tidak patut sebagai Wakil Rakyat terpilih melakukan tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Bagaimana bisa memperjuangkan rakyat jika terhadap istrinya saja malah arogan? Kami mendesak Ibu Megawati Ketua Umum PDIP segera mencopot Imam Wahyudi sebagai Caleg DPRD Terpilih Bangka Belitung dan memecat keanggotannya dari PDIP,” ujar Joko Priyoski Kornas KEA ’98.
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, sebelumnya pernah menyoroti meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Indonesia. Dalam pidatonya di pembukaan program Sekolah Partai angkatan ke-2 secara virtual pada 26 Agustus 2020 lalu, Megawati mengungkapkan keprihatinannya.
“Kekerasan terhadap perempuan dan anak itu semakin besar. Lah kalau saya dengar begitu terus siapa yang buat kekerasan? Dengan segala hormat saya kepada para kaum laki ternyata yang melakukan kekerasan itu kaum laki,” tegas Megawati.
Mega berkata, “Lalu bagaimana dong, Indonesia mau jadi apa kalau begini?” Megawati berpendapat bahwa kemajuan Indonesia tidak akan tercapai jika laki-laki dan perempuan tidak saling bersinergi.
“Kalau saya dengar dari kalian ada yang melakukan tindak kekerasan, saya pecat. Gitu saja. Meskipun tadi saya sudah bilang kalau eksekutif susah banget, tapi kenapa tidak diperjuangkan? Kalau sampai keluarga sendiri itu dibegitukan, apalagi sama rakyat yang seharusnya ditolong,” kata Mega.
Aktivis 98 itu menegaskan, kejadian ini menambah catatan hitam mengenai KDRT di Indonesia, di mana isu ini semakin menjadi perhatian publik. Masyarakat berharap bahwa tindakan tegas akan diambil untuk menangani kasus-kasus seperti ini dan memberikan perlindungan kepada korban KDRT.
Kasus ini menjadi sorotan, tidak hanya karena pelakunya adalah anggota legislatif terpilih, tetapi juga karena menyangkut hak asasi manusia yang sangat mendasar. Diharapkan, isu ini akan mendorong perubahan yang signifikan dalam penanganan kasus kekerasan dalam rumah tangga dan perlindungan terhadap perempuan dan anak di Indonesia.
“KEA ’98 meminta Megawati bertindak tegas terhadap kader PDIP diduga pelaku KDRT karena tindakan kekerasan terutama dalam keluarga, sangat tidak dapat diterima dan sangat disayangkan jika hal ini dilakukan oleh Anggota DPRD Bangka Belitung Terpilih yang seharusnya menjadi panutan di masyarakat,” ucap Aktivis 98.