Panel Survei Indonesia: Elektabilitas Dendi Suryadi – Alif Turiadi Tertinggi 53,7 % di Pilbup Kukar 2024

Kaltim, Makinnews.com- Panel Survei Indonesia Melakukan Survei jelang Pilkada Kukar 2024 untuk mengukur Preferensi politik dan Persepsi masyarakat Kukar pada Pilkada Kukar 2024.

Direktur Eksekutif Panel Survei Indonesia (PSI), Mahendra Zaini mengatakan hasil Survei tingkat elektabilitas Ketiga Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) jika Pilkada digelar hari ini maka secara Top of Mind Pasangan Dendi Suryadi – Alif Turiadi mencapai angka sebanyak 47,6 % kemudian diurutan Kedua Pasangan petahana Edi Damansyah – Rendi Solihin di angka sebanyak 30,2 % dan diurutan Ketiga Pasangan independen Awang Yacoub Luthman – Ahmad Zais diangka 2,1% dan yang Tidak Menjawab memberikan pilihan sebanyak 20,1%. kata Direktur Eksekutif PSI, Mahendra Zaini kepada wartawan pada Senin, (11/11/2024).

Bacaan Lainnya

Kemudian simulasi pertanyaan tertutup jika Pilkada digelar hari ini dibantu dengan surat suara, Untuk memberikan pilihan hasilnya tingkat elektabilitas Dendi Suryadi – Alif Turiadi mencapai sebanyak 53,7 % sedangkan Pasangan petahana Edi Damansyah – Rendi Solihin mencapai sebanyak 32,6 % kemudian pasangan independen Awang Yacoub Luthman – Ahmad Zais mencapai 2,3% dan yang Tidak Memilih sebanyak 11,4 % .

Hasil Survei juga mencatat Tingkat kemantapan pemilih terhadap pilihan saat ini dengan pilihannya nanti saat hari pencoblosan tanggal 27 November 2024, Dimana hasilnya sebanyak 80,8 % Sangat mantap dan Mantap dengan pilihannya saat dan saat hari pencoblosan dan sebanyak 15,1 % Belum mantap dan Masih akan berubah pilihannya Kemudian
sebanyak 4,1 % tidak tahu.

Rendahnya elektabilitas
pasangan petahana Edi Damansyah – Rendi Solihin dikarenakan approval rating dari pasangan petahana dibawah 50 % , dimana sebanyak 62,8 % masyarakat Kukar tidak puas dengan kinerja pasangan petahana Edi Damansyah – Rendi Solihin selama Edi Damansyah memimpin Kukar dua periode.

Hal ini terkomfirmasi dengan penilaian masyarakat saat dilakukan Survei bahwa sebanyak 68,8 % masyarakat menilai layanan dasar dan aksesibilitas antar wilayah. Kualitas jalan dan jembatan di wilayah permukiman dan akses ke pusat-pusat ekonomi wilayah belum tersedia dengan baik.

Kemudian sebanyak 73,8 % masyarakat Kukar menilai cakupan layanan air bersih dan energi listrik masih belum sepenuhnya dapat di akses di wilayah-wilayah terpencil di Kukar dan sebanyak 69,3 % masyarakat khususnya petani mengeluh di kawasan pertanian. Terdapat wilayah-wilayah pertanian potensial, belum memiliki tata kelola air yang baik, dan sebanyak 70,2 % mengeluh tentang ketersediaan sekolah menengah atas dan sederajat sehingga 6 ribu siswa yang tidak tertampung di tingkat SMA/sederajat di wilayah Kukar.

“Berdasar Sampel 1480 responden yang berusia 17 tahun atau lebih dari populasi pemilih sebesar 552.469 orang, Diambil dari 44 Kelurahan dan 173 Desa di Kutai Kartanegara untuk melakukan Survei ini digelar dari 29 Oktober – 8 November 2024 oleh Panel Survei Indonesia,” papar Mahendra Zaini.

Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung menggunakan metode sampel acak. Toleransi kesalahan (Margin of Error—MoE) adalah sekitar ± 2,54 % pada tingkat kepercayaan 95 %.

Setelah proses wawancara, Panel Survei Indonesia juga melakukan pengawasan kualitas di lapangan, atau dikenal sebagai pengawasan kualitas.

Quality control dilakukan secara random sebesar 20% dari Total sampel oleh supervisor dengan cara kembali mendatangi responden terpilih dalam quality control tidak ada temuan kesalahan.

Sementara itu menurut Pengamat Komunikasi Politik, Frans Immanuel Saragih apa yang tergambar dari survei yang dilakukan Panel Survei Indonesia tergambar adanya kemampuan analisa masyarakat Kukar akan kinerja penguasa sebelumnya,” kata Frans.

“Adanya ketidakpuasan rakyat mengakibatkan adanya masalah komunikasi politik antara penguasa dan rakyatnya. Sudah dapat diartikan bahwa masyarakat Kukar merasakan adanya ketidak sesuaian janji Penguasa dengan realisasi di lapangan,” papar Frans.

Menurut Frans Saragih sebagai penguasa akan lebih mudah berkomunikasi dengan rakyatnya selama memerintah. Bisa saja hal tersebut tidak dilakukan secara optimal oleh beliau sehingga terjadi pergeseran pemilih.

“Bagi pasangan Dendi Suryadi – Alif Turiadi ini merupakan sebuah keuntungan, Karena adanya kekecewaan masyarakat sehingga masyarakat mengharapkan hadirnya pemimpin baru di Kukar,” tegas Frans.

“Sekarang bagaimana kemampuan tim kampanye Dendi Suryadi- Alif Turiadi untuk meramu peluang tersebut karena situasinya cukup mendukung. Rajinlah berkomunikasi dengan rakyat dan terus bertanya apa yang rakyat harapkan apabila mereka terpilih.
Frans meyakini berdasarkan hasil survei bahwa rakyat Kukar menginginkan hadirnya pemimpin yang baru,” pungkas Frans.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *