Makinnews, Jakarta- Samsung Electronics Indonesia resmi meluncurkan Galaxy S24, S24+, dan S24 Ultra dalam acara New Era of Mobile “The First Galaxy AI is Here” with Galaxy S24 Series Launch yang berlangsung di Jakarta, Kamis (1/2/2024). Smartphone ini menjadi device pertama dari lini Galaxy dengan dukungan AI paling lengkap. Apalagi, Galaxy S24 Series juga mengadopsi konsep AI on-device yang membuat aktivitas digital tetap private and aman. Selain AI, Galaxy S24 Series juga mendapat upgrade spesifikasi yang semakin mumpuni dari sisi desain, durabilitas, kamera, hingga dari segi performanya.
Acara dimulai dengan sesi hands-on experience, berlanjut dengan sesi unveiling device dan presentasi oleh para Team Galaxy. Setelah itu, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab bersama Selvia Gofar, Head of MX Products and Partnership Samsung Electronics Indonesia dan Verry Octavianus, MX Product Marketing Senior Manager Samsung Electronics Indonesia.
Berikut beberapa highlight pertanyaan dari sesi tanya jawab dengan Samsung Electronics Indonesia dalam acara tersebut:
Q1: Bagaimana pemesanan Galaxy S24 Series selama pre-order sejauh ini dibanding Galaxy S23 Series? Apalagi sekarang ada perbedaan chipset antara Galaxy S24 Ultra dengan Galaxy S24 dan S24+.
Selvia Gofar: Untuk hasil pre-order Galaxy S24 Series, Samsung Electronics Indonesia mencatatkan pertumbuhan sebesar 160% dibanding dengan Galaxy S23 Series. Ini merupakan hasil yang luar biasa sehingga kami mengucapkan terima kasih kepada para penggemar setia Samsung, rekan-rekan media, tech reviewer, Team Galaxy, dan Samsung Member atas dukungan yang terus diberikan selama ini untuk Samsung. Model yang paling laku selama pre-order adalah Galaxy S24 Ultra.
Adapun perbedaan chipset pada Galaxy S24 Ultra dengan Galaxy S24 dan S24+ telah disesuaikan dengan kebutuhan pengguna dan spesifikasi dari masing-masing device. Seluruh device pun telah melalui uji coba yang ketat di pusat R&D HQ Samsung agar kinerjanya sama-sama optimal dalam menjalankan komputasi tingkat tinggi dari Galaxy AI. Pemilihan chipset juga ditentukan berdasarkan faktor ketersediaan dari masing-masing chipset.
Q2: Apakah Samsung akan menghadirkan update untuk dukungan Bahasa Indonesia di fitur-fitur Galaxy AI?
Selvia Gofar: Bahasa Indonesia akan hadir di fitur-fitur Galaxy AI pada Q2 2024. Tim riset Samsung pun tengah mempersiapkannya dengan matang agar pengguna Indonesia bisa menikmati pengalaman fitur Live Translate lebih nyaman.
Q3: Bagaimana perjalanan Samsung sampai bisa menyematkan fitur-fitur Galaxy AI di Galaxy S24 Series?
Verry Octavianus: Kalau kita lihat, tiap masa itu punya teknologi yang mendefinisikan era tersebut. Misalnya, tahun 1990an adalah era internet. Lalu, tahun 2000an adalah era di mana handphone memiliki kamera. Lalu, tahun 2010an adalah era perkembangan smartphone. Kini, 2020an adalah eranya mobile AI yang ditandai dengan hadirnya Galaxy AI di Galaxy S24 Series.
Samsung telah memulai riset mengenai mobile AI sejak 2017 dan telah memenuhi berbagai lisensi selama proses riset tersebut. Kami juga mengembangkan teknologi AI melalui Samsung Academy untuk menggali insight lebih dalam mengenai AI. Samsung juga memiliki tim R&D khusus AI, dan beberapa waktu yang lalu kami meresmikan hadirnya pengembangan internal model AI Generatif yaitu Samsung Gauss. Kami memahami bahwa AI harus selalu belajar untuk bisa berkembang, jadi kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kapabilitas AI kami seiring dengan perkembangan waktu agar tetap relevan bagi konsumen.
Q4: Teknologi speech-to-text di fitur Transcript Assist sangat penting untuk banyak orang. Kenapa Samsung menghadirkannya di Galaxy S24 Series, bukan di A Series atau M Series yang berpotensi menjangkau lebih banyak pengguna karena berada di entry dan mid level?
Verry Octavianus: Samsung memutuskan untuk menghadirkan Galaxy AI untuk pertama kalinya di Galaxy S24 Series karena kami ingin menghadirkan pengalaman terdepan yang sepenuhnya berbeda bagi konsumen. Pasalnya, performa yang powerful sangat dibutuhkan agar fitur-fitur Galaxy AI bisa berjalan secara optimal.
Q5: Apakah ke depannya Galaxy AI akan mengadopsi teknologi on-device AI sepenuhnya, mengingat saat ini ada on-device AI dan cloud AI?
Verry Octavianus: Samsung terus mengembangkan teknologi Galaxy AI baik dari segi on-device AI maupun cloud AI. Pasalnya, kedua teknologi tersebut memberikan manfaatnya masing-masing dalam memberikan pengalaman mobile AI terbaik bagi pengguna. Misalnya, on-device AI mampu memungkinkan pengguna untuk menikmati fitur-fitur AI tanpa koneksi internet. Sedangkan cloud AI memungkinkan pengguna untuk mendapatkan pemanfaatan AI yang lebih jauh lagi, misalnya dalam menggunakan fungsi generative AI.
Selvia Gofar: Samsung memiliki komitmen yang kuat dalam mengembangkan AI. Sejak 2017, Samsung telah memulai riset mengenai AI hingga kini telah memiliki 3.000 paten terkait teknologi AI. Kami juga mengembangkan AI dengan kolaborasi bersama inovator lain yang bergerak di bidang AI seperti Google untuk memberikan penerapan AI yang lebih luas bagi pengguna. Samsung pun memahami risiko siber di balik penggunaan AI, sehingga Samsung turut mengembangkan Samsung Knox agar dapat memastikan keamanan dari on-device AI di Galaxy AI. Mengingat Samsung bukan hanya bergerak di hardware industry tapi juga telah merambah software industry, ke depannya kami akan terus menghadirkan pengembangan yang lebih jauh lagi dari teknologi AI, khususnya mobile AI.